Home » Posts filed under Makalah
Tampilkan postingan dengan label Makalah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Makalah. Tampilkan semua postingan
Sistem Penggajian PT. Indonesia Raya Audivisi
Berikut ini sebuah makalah untuk menunjang Judul Skripsi Teknik Informatika dan Sistem Informasi yang Berjudul " Analisa Dan Perancangan Sistem Informasi Penggajian Karyawan PT. Indonesia Raya Audivisi ".
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keterlambatan sering terjadi dalam memproses gaji/upah karyawan akibat penumpukan pemrosesan pembayaran gaji/upah yang masih dilakukan secara tradisional/manual, karena data harus dicatat atau diproses berulang kali dalam upaya menyusun laporan gaji/upah karyawan.
Akibat dari banyaknya kompetitor dalam era globalisasi ini mengharuskan perusahaan – perusahaan untuk mengatasi masalah penggajian kepada karyawannya untuk mencegah berkurangnya produktivitas perusahaan dengan menggunakan sistem informasi penggajian yang terkomputerisasi. Dan bagi perusahaan yang mempunyai karyawan yang cukup besar, maka karyawan juga menjadi masalah yang harus dipecahkan.
PT. Indonesia Raya Audivisi (INDRA) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan/produksi, perekaman, dan penayangan film. Baik film fiksi atau non-fiksi dan film cerita ataupun non-cerita. Program – program tv yang pernah diproduksi oleh PT. INDRA mayoritas ditayangkan di stasiun tv Metro TV. Selain itu ada juga yang ditayangkan di stasiun tv Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI), Surya Citra Televisi (SCTV), Trans TV, TV7, Jak TV, dan J-TV. Di tengah semaraknya kehidupan pers, kehadiran PT. INDRA diharapkan dapat memberikan makna bagi perjalanan menuju Indonesia baru dan meningkatkan kualitas media elektronik khususnya pada dunia pertelevisian
Indonesia. Setidaknya PT. INDRA dengan kemampuan sumber daya yang dimilikinya menjadi alternatif baru penyedia jasa informasi yang dikemas khas dalam format audio visual. Oleh karena itu sumber daya manusianya harus ditunjang salah satunya dengan memberikan gaji/upah tepat pada waktunya untuk memelihara suatu angkatan kerja yang penting bagi produktivitas perusahaan.
Sistem penggajian yang sedang berjalan pada PT. INDRA masih menggunakan cara tradisional/manual. Untuk mempermudah dan mengakuratkan proses perhitungan gaji pokok, tunjangan untuk karyawan, lembur dan potongan - potongan. Disarankan agar perusahaan menerapkan sistem informasi yang terkomputerisasi.
Oleh karena itu penulis membuat dan menyusun sistem ini dengan tujuan membantu PT. INDRA dalam mengontrol dan mendukung keseluruhan aktifitas dan kinerja sumber daya manusia dengan harapan mempermudah perusahaan dalam memproses gaji/upah karyawan dengan cepat, tepat dan akurat.
Berdasarkan masalah diatas, maka judul yang tepat untuk Information System Minor Project ini adalah : “ Sistem Informasi Penggajian (Payroll) Karyawan PT. Indonesia Raya Audivisi”.
1.2 Ruang Lingkup
Berdasarkan pada latar belakang diatas, maka pembahasan masalah dalam Information System Minor Project ini perlu diadakan pembatasan ruang lingkup penulisan pada bidang tertentu untuk menghindari penafsiran yang berbeda terhadap masalah yang akan dibahas, yaitu sebagai berikut :
· Slip gaji
· Absensi dan Lembur
· Laporan - laporan (gaji, absensi, lembur, pajak penghasilan)
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan
1.3.1 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini adalah :
a. Mengetahui dan menganalisa sistem penggajian karyawan yang digunakan PT. INDRA.
b. Merancang dan menerapkan sistem informasi penggajian (payroll) yang terkomputerisasi sebagai solusi terhadap masalah yang dihadapi oleh PT. INDRA.
1.3.2 Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan ini adalah :
a. Penulisan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi PT. INDRA agar dapat memproses dan memberikan gaji/upah karyawan tepat pada waktunya.
b. Menghasilkan suatu informasi penggajian yang cepat, tepat dan akurat dalam membantu dan memudahkan user untuk memproses penggajian.
c. Memberikan masukan dan informasi bagi penulis lain yang akan melakukan penulisan dengan topik yang sama.
1.4 Metodologi
Metode yang digunakan dalam menyusun penulisan laporan Information System Minor Project adalah sebagai berikut :
1. Metode Pengumpulan Data
a. Melakukan pengumpulan data untuk menganalisa secara teoritis sistem informasi penggajian secara umum dan yang digunakan atau sedang berjalan dalam perusahaan serta mempelajari cara – cara membangun sistem informasi penggajian yang baik untuk digunakan dalam membangun sistem informasi penggajian yang terkomputerisasi.
b. Melakukan wawancara dengan PT. INDRA untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi secara kompleks serta proses penggajian yang sedang berjalan atau digunakan perusahaan.
2. Metode Analisa
Metode analisa yang digunakan berorientasi objek dengan pendekatan Mathiassen, yaitu :
a. Problem Domain Analysis
- Class yang terdiri atas event table berupa class dan event.
- Structure terdiri atas Class Diagram.
- Behavior Pattern terdiri atas Statechart Diagram.
b. Application Domain Analysis
- Usage yang terdiri atas Use Case Diagram dan Sequence Diagram.
- Function yang terdiri atas Function List.
- User Interface yang terdiri atas rancangan sistem yang akan dibangun.
c. Component Design
Component Design terdiri atas model component, function component dan connecting component.
d. Architecture Design
Architecture Design terdiri atas kriteria, komponen, dan proses.
3. Metode Perancangan
Menggunakan Component Diagram, Deployment Diagram, yang berhubungan dengan Class -class Diagram yang telah dianalisis.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Information System Minor Project ini terdiri dari Lima Bab dengan urutan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan latar belakang, ruang
lingkup,tujuan dan manfaat penulisan,metodologi penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini terdapat pembahasan mengenai tinjauan pustaka, mengenai definisi, pengertian, dan penjelasan dari teori – teori yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dibahas sebagai dasar pemecahan masalah.
BAB III ANALISIS SISTEM INFORMASI Bab ini menguraikan struktur perusahaan tata laksana sistem yang berjalan, permasalahan dan keterbatasan yang dihadapi perusahaan saat ini, serta pemecahan yang dapat diambil dan gambaran prosedur – prosedur kerja sistem informasi penggajian.
BAB IV PERANCANGAN SISTEM INFORMASI
Bab ini menguraikan tujuan dari hasil sistem informasi penggajian. Menjelaskan arsitektur dan komponen-komponen yang digunakan serta tata laksana sistem yang sedang berjalan.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menguraikan kesimpulan berdasarkan hasil analisis dan saran yang perlu diambil oleh perusahaan yang bersangkutan dengan tujuan memperlancar proses penggajian.
http://wordskripsi.blogspot.com/2010/04/038-analisa-dan-perancangan-sistem.html
http://wordskripsi.blogspot.com/2010/04/038-analisa-dan-perancangan-sistem.html
Judul Skripsi Teknik Informatika dan Sistem Informasi
Kumpulan Judul Skripsi Teknik Informatika dan Sistem Informasi (Tugas Akhir)
Banyak Mahasiswa yang mengeluh tentang skripsi. Kesibukan mahasiswa mengakibatkan Skripsi tertunda. ada juga ksebukan mereka di buat dengan sendirinya, dengan alasan malas mengingat Judul Sekripsi yang belum tentu di terima dan di-ACC...
Skripsi bukanlah tugas kelompok, sekalipun itu bekerja dalam sebuah penelitian berkelompok, pada akhirnya skripsi itu tugas individu. Sama halnya dengan hidup. Kehidupan ini memang bersosial bersama orang lain, namun pada akhirnya, kematian itu seorang diri.
Mungkin terlalu hiperbolis menganalogikan skripsi dengan hidup. Tapi inilah kenyataannya, karena skripsi merupakan bagian dari hidup. Banyak pelajaran dan pengalaman yang bisa diambil dari mata kuliah skripsi, diantaranya yaitu pendewasaan.
"Sejauh-jauhnya skripsi itu dihindari, pasti akan mendekat juga.
Okelah karna keluhan mereka. tergugah hati saya untuk browsing dan Membuat Posting Kumpulan Judul Skripsi.
Disini akan saya rangkum Kumpulan Judul Skripsi Teknik Informatika dan Sistem Informasi (Tugas Akhir) agar membantu sobat dan para mahasiwa lainnya menyelesaikan skripsi.
Judul skripsi ini saya kumpulkan dan saya ambil dari media Google. alhamdulillah dan pada akhirnya terkumpul. Semoga ini dapat menjadi ide buat sobat dalam menyusun skripsi.
Ingin cepat lulus kuliah adalah keinginan dan dambaan semua mahasiswa yang sedang kuliah, namun salah satu syarat yang paling utama saat tugus akhir adalah menyusun skipsi, bahkan ada yang bilang kadang-kadang untuk menentukan judul skripsi yang tetap untuk tugas akhir ini bisa sampai hingga satu semester.
Ga mau donk jadi MAPALA (Mahasiswa Paling Lama) atau MADI (Mahasiswa Abadi) cuma gara-gara belum dapat Judul Skripsi, sehingga harus menunggu tahun depan lagi.
Dibawah ini dapat menjadi refrensi judul skripsi anda, judul skripsinya sudah menggunakan EYD dan bahasa indonesia yang baik dan benar. Berikut adalah Kumpulan Judul Skripsi Teknik Informatika & Sistem Informasi (Tugas Akhir).
Kali ini saya akan membagikan beberapa Kumpulan Judul Skripsi Teknik Informatika & Sistem Informasi (Tugas Akhir).
Bagi anda yang sekarang yang kuliah di Informatika dan sudah semester tua ataupun yang sedang merencanakan skripsi untuk semester depan jangan khawatir karena di bawah ini ada Kumpulan Judul Skripsi yang mungkin akan mempermudah anda untuk mengajukan Judul Skripsi anda, Berikut adalah Kumpulan Judul Skripsi Teknik Informatika dan Sistem Informasi :
2. Analisa Dan Perancangan Sistem Pengisian Formulir Rencana Studi Secara Online Di Stimik Perbanas
3. Analisa Struktur Kalimat Bahasa Indonesia dengan Menggunakan Pengurai Kalimat Berbasis Linguistic
4. Analisa Traffic Internet pada Jaringan Local Area Network SMU Negeri 13
5. Analisis Sistem Keamanan Jaringan Hot-Spot
6. Analisis Sistem Perancangan Pemasaran Dan Pemesanan Online Pada PT ABC
7. Aplikasi “Web Traffic Engineering”
8. Aplikasi Akuntansi Perhitungan Pajak Tahunan
9. Aplikasi Text To Speech (TTS) Berbahasa Indonesia Sebagai Pembaca SMS
10. Detektor Pengaman Rumah
11. Digital Image Watermaking Pada Mobile Device
12. Ensikolpedia Mata Berbasis Multimedia
13. IEEE 802.11b Sebagai Standar Teknologi Jaringan Komputer Nirkabel
14. Implementasi Algoritma Enkripsi Rijndael Dalam OpenSSL-0.9.7
15. Implementasi Routing Yang Menggunakan Standarisasi H.323 Yaitu Open H.323 Gatekeeper
16. Komputerisasi Data Nilai Uji Kompetensi pada SMK YIS Martapura OKU Menggunakan Microsoft Access
17. Laporan Kerja Praktek Perangkat Lunak Pengelolaan Data Counter Di V Comm Cell
18. Membangun Jaringan PC Cloning Menggunakan Software Winconnect
19. Merancang Sistem Gateway Pengolah Data Radio Paket
20. Monitoring Ruangan Menggunakan Kamera IP Dengan Bahasa Personal Home Page (PHP)
21. Otentikasi Pada Aplikasi Berbasis Web
22. PC Clonning Melalui Port USB Dengan Menggunakan Software BeTwin
23. Pemasangan Aplikasi SMS Gateway Untuk Perguruan Tinggi
24. Pembangunan Sistem Pakar Pada Perangkat Mobile Dengan WML Dan PHP Untuk Menemukan Penyebab Kerusakan Mesin Isuzu Panther
25. Pembangunan Sistem Pakar Pada Perangkat Mobile Dengan WML Dan PHP Untuk Penyakit Paru Pada Anak
26. Pembelajaran Interaktif Matematika Untuk Taman Kanak-Kanak
27. Pembuatan Aplikasi Network Traffic Monitor
28. Pembuatan Film Animasi 3 Dimensi Menggunakan 3D Studio Max 8
29. Pembuatan Peta Dan Sistem Informasi Mengenai Lahan Menggunakan Metode GIS
30. Penerimaan Siswa Baru pada SLTP 6 Tangerang
31. Pengembangan Perangkat Lunak Pengolahan Tera, Tera Ulang Dan Kalibrasi Berbasis Client-Server
32. Pengembangan Produk Konsumen Dengan Fokus Kebutuhan Pelanggan
33. Pengembangan Sistem Jaringan Lokal Berbasis Windows 2000 Server Pada SMP 13 Jakarta
34. Pengenalan Sidik Jari Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Dengan Aturan Perceptron
35. Pengendalian Perangkat Listrik Menggunakan Fasilitas SMS
36. Perancangan Aplikasi Kriptography
37. Perancangan Dan Implementasi Jaringan IPV6 Di Its-Net Dengan Sistem Operasi Linux
38. Perancangan Dan Implementasi Layanan Informasi Jadwal Shalat Dan Arah Kiblat Berbasis SMS
39. Perancangan Sistem Informasi Geografis Daerah Banjir Di Dki Jakarta Dengan Menggunakan ARC View
40. Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Karyawan Dan Absensi Pada Bagian Personalia P.T. SIKAS DU
41. Perancangan Sistem Informasi Pengolahan Data Pemasukan Dan Pengeluaran Barang Di Koperasi Mahasiswa
42. Perancangan Sistem Informasi Penjualan Pada PT. Pikas Ciptapelangi Taberindo
43. Perancangan Sistem Informasi Penyewaan VCD Pada CV. Video Ezy Kudus
44. Perancangan Sistem Pakar Untuk Diagnosis Kerusakan Hardware Laptop
45. Perancangan Sistem Penjualan Barang Di Toko XXX
46. Perancangan Sistem Penjualan Berbasis Web Pada PT. Restu Mahkota Karya
47. Perancangan Vidio Digital Dengan Adobe Premire Pro
48. Perancangan Website Sebagai Pendukung Sistem Informasi Pemasaran Pada CV. Multi Karsa Sejahtera Dengan Pemrograman Php Dan Mysql
49. Persepsi Karyawan Terhadap Proses Seleksi Dan Penempatan di PT.XXXX
50. Program Perancangan Perangkat Lunak Permainan Strategi Battle Ship Pada Jaringan
51. Rancang Bangun Aplikasi Network Traffic Monitor
52. Rancang Bangun Intranet Video Live Streaming Untuk Proses Belajar Mengajar
53. Rancang Bangun Sistem Informasi Perpustakaan Berbasis Web
54. Rancang Bangun Sistem Pengukuran Suhu Ruang Berbasiskan Mikrokontroler AT89C52
55. Robot Pemadam Kebakaran
56. Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Akademik Pada STIE “Solusi Bisnis Indonesia Yogyakarta”
57. Sistem Administrasi Rental Game Center
58. Sistem Informasi Akademik Pada Lembaga Pendidikan Dan Pengembangan Manajemen (LP2M) El Rahma Beng
59. Sistem Informasi Pengarsipan Berbasis Animasi 3D
60. Sistem Informasi Penggajian Pada Pt.Surya Lagang Ostentasi Medan
61. Sistem Informasi Penjualan Barang Suspensi
62. Sistem Informasi Penjualan Elektronik Berbasis Web Pada Toko Digal Elektronik
63. Sistem Informasi Perpustakaan Berbasis Web Pada Perpustakaan Universitas Surakarta
64. Sistem Informasi Perusahaan Umum Pegadaian Cabang Pandaan
65. Sistem Informasi Perwalian berbasis Web
66. Sistem Informasi Reservasi Perhotelan
67. Sistem Informasi SMU N 1 Muntok Berbasis Web
68. Sistem Komputerisasi Suplier Melati Gambir Arum Bunga Purbalingga
69. Sistem Pencegahan Flooding Data Pada Jaringan Komputer
70. Sistem Pendukung Keputusan Mahasiswa Penerima Beasiswa
71. Sistem Pendukung Keputusan Untuk Memaksimumkan Daya Jangkau Media Promosi Di Pisma Group Mengguna
72. SISTEM PENGAMAN RUMAH BERBASIS GENERAL PACKET RADIO SERVICE (GPRS) DAN IMAGE CAPTURING DGN MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN VB.06
73. Sistem Pengamanan Pintu Ruangan Menggunakan Kombinasi Password Jari Dan Kartu Memanfaatkan PPI 82
74. Teknik Pembuatan Anti Virus Dengan Metode Pencarian Header File Data Size Of Code Dan Addres Of Entry
75. Virtualisasi Server Linux Ubuntu 8.10 Server Dengan Virtualbox
76. Problema Pergerakan Semut dalam Bidang Kartesius
77. Penyelesaian Permasalahan Pergeseran Angka
78. Problema Penyeberangan Sungai (Crossing Rivers Problem)
79. Sistem Informasi Kontrol Stok
80. Perancangan Perangkat Lunak Permainan Strategi Battle Ship pada Jaringan
81. Perancangan Perangkat Lunak Permainan Halma Pada Network
82. Pembelajaran Kalkulus Proposisi
83. Simulasi Pengontrolan Kesalahan dengan Menggunakan Metode Automatic Repeat Request (ARQ)
84. Kompresi File Wave dengan Metode Huffman
85. Pembelajaran Dasar Bahasa Mandarin
86. Analisa Dan Perancangan Sistem Pengisian Formulir Rencana Studi Secara Online Di Stimik Perbanas
87. Analisa Jaringan Wireless-LAN Di LPMP Sumsel
88. Analisis Dan Desain Sistem Informasi Administrasi Pada New Armada Travel Sulawesi Tengah
89. Analisis Dan Perancangan Aplikasi Multimedia Sebagai Sarana Promosi Pada Hotel Ganesha Purworejo
90. Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Berbasis Multimedia Pada Pondok Pesantren Islam At-Tauhid Surabaya
91. Analisis Dan Perancangan Sistem Pemasaran Online Pada Sonic Gear Gallery
92. Analisis Dan Perancangan Sistem Pembangunan Mobile Web Pencarian Alamat Penting Di Kota Semarang
93. Analisis dan Perancangan sistem pengisian Formulir Rencana Studi secara Online di STIMIK PERBANAS
94. Analisis Dan Perancangan Situs Web SMKN 2 Tasikmalaya Dengan Menggunakan Sistem Template PHP
95. Analisis Dan Perancangan Website Sebagai Sarana Publikasi Pada PT.Agatama Putra
96. Analisis Dan Perancangan Website Pemesanan Online Pada Tri A Collection
97. Analisis Perbandingan Penelusuran secara Depth First Search pada Graf dengan Algoritma Rekursif dan Non-Rekursif
98. Analisis Strategi Bisnis Pada PT. XXXX XXXXX
99. Aplikasi Akuntansi Perhitungan Pajak Tahunan Penghasil Pasal 21 Pegawai Tetap Pada Delta Computer Training Center Surakarta
100. Aplikasi Pencatatan Kehadiran Mahasiswa Menggunakan Sidik Jari Studi Kasus STTTELKOM
Sekian artikel Kumpulan Judul Skripsi Teknik Informatika dan Sistem Informasi (Tugas Akhir) yang saya buat, Semoga artikel kumpulan judul skripsi diatas bisa membantu anda dalam mencari dan menentukan judul skripsinya.
reff : http://artikelmenarikunik.blogspot.com/2013/04/kumpulan-judul-skripsi-teknik.html
reff : http://artikelmenarikunik.blogspot.com/2013/04/kumpulan-judul-skripsi-teknik.html
PERANAN MEDIA DALAM HUBUNGAN NEGARA
PERAN MEDIA DALAM HUBUNGAN NEGARA, PASAR DAN CIVIL SOCIETY.
Kata Kunci :
Media massa radio televisi, dan suratkabar lebih sering dilihat dari sisi bisnis, sebagai mesin pencetak uang. Padahal fungsi utamanya bukan di situ. Fungsi utama media cetak adalah informasi sedangkan elektronik hiburan. Yang terpenting lagi keduanya memadukan unsur pendidikan. Yang dapat berakibat positif serta negatif. Karena itu tidak dapat dipungkiri bahwa Media massa adalah sebuah kekuatan yang sangat menentukan apa yang diketahui dan apa yang tidak diketahui masyarakat. Kepercayaan akan kekuatan itulah yang menyebabkan para pengiklan di seluruh dunia mengalirkan uang berlimpah kepada media untuk memasarkan produk mereka. Tapi kepercayaan akan kekuatan itu pula yang menyebabkan banyak pemerintah otoriter di dunia berusaha mengendalikan dunia.
Dengan begitu bisa dipahami bila kemerdekaan pers dipandang sebagai salah satu ukuran utama terselenggaranya demokrasi di sebuah negara. Gagasan intinya adalah bahwa dengan kemerdekaan itu akan hadir sebuah public sphere – ruang luas tempat orang bisa bertukar informasi secara bebas, setara dan terbuka.
Pengendalian media oleh pemerintah dikutuk karena itu dipercaya akan membatasi pilihan informasi yang dapat diakses masyarakat luas. Bila pemerintah diberi kewenangan politik untuk mengontrol media, mereka akan memanfaatkannya untuk mencegah beredarnya informasi yang bertentangan dengan kepentingan mereka. Tapi terbebas dari kontrol pemerintah ternyata tidak dengan sendirinya menyebabkan masyarakat memperoleh keragaman informasi. Ancaman bisa datang dari arah berbeda : para pemodal. Ketika segenap perangkat peraturan yang membatasi wewenang pemerintah dalam mengontrol media sudah tersedia, hak masyarakat atas keberagaman informasi tetap terancam oleh kemampuan para pemodal untuk menentukan isi media
Sebenarnya masalah tak akan terlalu rumit kalau saja kita percaya bahwa independensi jurnalis profesional di Indonesia terjamin. Salah satu prinsip penting dari kemerdekaan pers adalah kemerdekaan wartawan dalam menjalankan profesinya dari campur tangan pemilik. Masalahnya, kondisi ideal semacam itu masih menjadi kemewahan bagi media di Indonesia, terutama industri penyiaran. Berbeda dengan banyak surat kabar yang dibangun atas dasar cita – cita demokratisasi, kebanyakan stasiun TV nasional di Indonesia dimodali oleh para pengusaha dan pedagang.
Karena itu segenap perbincangan tentang independensi wartawan, obyektivitas, ketidakberpihakan, pemberitaan berimbang, adalah rangkaian hal yang mungkin baik tapi tidak penting bagi TV. Kepentingan mereka bukan demokrasi. Dalam sistem penyiaran Indonesia, intervensi kepentingan pemodal dan pemilik tampil sangat nyata, misal : Metro TV dijadikan sarana kampanye politik Surya Paloh. Jadi apa yang akan terjadi? Yang paling dikhawatirkan tentu saja adalah kalau itu bergerak ke arah pemusatan kepemilikan yang berimplikasi pada penunggalan informasi ala Orde Baru.
Sekarang, terbentuk kelompok media yang besar dengan kepemilikan yang makin terkonsentrasi, sehingga proses pembelian media sedang terjadi dimana-mana. Gejala ini mungkin hanya meningkatkan keuntungan bagi beberapa orang yang terlibat dalam industri media. Terjadilah konglomerasi. Bila dilihat dari sudut pandang ruang publik, hal ini tidak menjamin terlayaninya kepentingan publik (public interest). Banyaknya media belum tentu menjamin terpenuhinya content yang menjadi kepentingan publik. Konglomerat tentu bertujuan memaksimalkan keuntungan, mengurangi biaya, dan meminimalkan resiko. Dengan sendirinya hal ini berpengaruh pada isi media. Terjadi hegemonisasi dan trivialisasi (membuat sesuatu yang tidak penting) karena berbenturan dan menyesuaikan kepentingan akan keuntungan bisnis.
Dalam hal ini media massa berperan menyebarkan dan memperkuat hegemoni dominan untuk membangun dukungan masyarakat dengan cara mempengaruhi dan membentuk alam pikirannya agar mengikuti apa yang dilakukan media. Media dengan kekusaannya memperkenalkan, membentuk, dan menanamkan pandangan tertentu kepada khalayak. Apa yang diberitakan dalam suratkabar, radio, televisi dan film dapat direkayasa, sesuai keinginan dan tujuan yang dikehendaki pemilik modal ditambah fakta-fakta pendukung. Hal ini terjadi juga pada media di wilayah Sumatera Selatan. Nampaknya terjadi, saya di media berkuasa, maka saya dapat membuat opini publik..
Contoh lain film yang kita konsumsi kebanyakan dari dunia barat seperti Amerika, yang membangun masyarakat dunia bahwa Amerika hebat, superhero, polisi dunia, penyelamat dunia. Film-filmnya menggambarkan Amerika sebagai sosok “jagoan”. Kita menjadi percaya bahwa semua tindakan Amerika adalah untuk kepentingan seluruh bangsa di dunia. Hal lainnya dalam dunia fashion. Semua remaja putri, ibu-ibu, dan anak laki-lakipun mengikuti gaya busana yang terus menerus muncul di media, berganti hingga ada mode baru yang ditampilkan. Media selalu memunculkan remaja putri dengan rambut lurus berponi, kaus ketat, jeans boot cut, dan sepatu hak tinggi. Karenanya ramai-ramai rambut di re-bounding, termasuk ibu-ibu yang bekerudungpun mengikuti gaya ini. Kalau rambut mengembang datang ke kampus, rasanya kurang percaya diri. Konsep cantik dan gantengpun diberikan oleh media. Tampan adalah seperti dalam film Meteor Garden dan cantik adalah berkulit putih, berambut panjang dan kebule-bulean.
Media yang paling mudah di akses adalah televisi. Menurut Rachmiatie (2009:68) budaya yang diperkenalkan dan terus menerus disosialisasikan televisi bercorak pop atau urban, padahal kita tahu masyarakat Indonesia sangat majemuk. Dalam sinetron remaja, televisikah? yang mengajarkan orang tua untuk memberi izin anaknya yang masih duduk di SMP untuk menyetir mobil sendiri ke sekolah, bahkan dengan ikhlas membuatkan SIM tembak untuk anaknya?. Televisikah? yang mengajarkan anak-anak usia sekolah saat ini boleh keluar malam dan pulang pagi?. Tentu kita masih ingat kasus Smack Down yang mengajarkan kekerasan. Meski hanya hiburan, anak-anak tidak dapat membedakan mana yang benar dan mana yang permainan, terjadi peniruan tingkahlaku (Isna:2007). Semuanya menjadi wajar. Tidak heran jika nampak di kota-kota besar, kriminalitas dilakukan remaja, keseragaman dalam cara bergaul, cara berpakaian, dan gaya hidup yang berlebih di kalangan remaja, bahkan anak-anakpun mengikuti bergaya dewasa.
KATA KUNCI :
KEPENTINGAN MEDIA
Media massa tidak lagi menjadi institusi yang terpisah dari kondisi di sekitarnya
Kini media massa harus didudukkan selayaknya institusi ekonomi di mana informasi diolah dan disajikan sebatas sebagai komoditas dalam parameter laku tidaknya dijual.
Menurut pakar Komunikasi UI, Dedy Nur Hidayat, Media merupakan salah satu elemen dari konfigurasi yang besar. Media ada dalam triangulasi hubungan antara negara, pasar dan civil society. Media menjadi komponen yang menjembatani hubungan segitiga itu, tapi media harus juga dilihat ujud kepentingan sendiri. Hubungan triangulasi bisa juga diterapkan pada masa sebelumnya, tapi pada masa reformasi perimbangannya sudah berubah. Dulu hubungan itu sangat didominasi oleh negara, sekarang pasar yang lebih dominan. Civil society sekalipun sudah menonjol perannya, tapi masih belum “cukup dewasa” dan masih banyak diintervensi dan dapat dengan mudah dimanfaatkan. Kebebasan pers tidak bisa dilihat terpisah dari kebebasan publik untuk menyampaikan pendidikan.
Dominasi modal dalam industri pers merugikan publik yang tidak punya akses sebagaimana yang seharusnya dimiliki.Juga jurnalis akan dirugikan. Media komunikasi telah berkembang dengan pesatnya dalam bentuk media cetak dan elektronik. Perkembangan ini membawa kemudahan kita untuk berkomunikasi dan menerima informasi dengan cepat kemana saja dan kapan saja dengan mudah dan murah tentunya. Disisi lain juga membawa hal yang negatif terutama bagi perkembangan anak dan remaja, serta orang dewasa. Dengan kata lain membawa pengaruh yang besar dalam kehidupan masyarakat. Disinilah diperlukan media literacy atau melek media sehingga masyarakat mengetahui apa media itu. Media menyajikan melalui proses yang panjang. Apa yang ditampilkan bukanlah 100 persen yang sebenarnya. Muatan politik, ekonomi, budaya, dan sebagainya mudah dimasukkan. Maka diperlukan pengetahuan untuk memahami media.
Dahulu berkomunikasi memerlukan waktu dan tidak cepat mendapat respon. Sekarang, seiring perkembangan teknologi, media baru muncul sebagai alternatif yang digunakan masyarakat yang hemat waktu, mudah dan efektif. Masyarakat mulai tenggelam dalam dunia yang dipenuhi oleh media. Dalam Media Now (2009) kehadiran teknologi media menjadikan konvergensi (titik temu) teknologi media, telekomunikasi, dan komputer. Teknologi mempengaruhi gaya hidup masyarakat. Yang tadinya orang membaca suratkabar, kini beralih ke media online yang lebih murah dan media ini mudah diakses bahkan dapat dibaca lewat hand phone.
Menurut Everett M. Rogers dalam bukunya Communication Technology; The New Media in Society (Mulyana, 1999) mengatakan era hubungan komunikasi di masyarakat, terdiri dari era tulis, era media cetak, era media telekomunikasi dan era media komunikasi interaktif, yang dikenal dengan media komputer, videotext, teletext, teleconferencing, TV kabel dan sebagainya.
Perkembangan media cetak dan elektronik setelah reformasi di Indonesia sudah begitu cepat. Untuk media cetak yang awalnya banyak sekali, lama kelamaan jumlahnya menurun karena ketatnya persaingan. Media cetak yang dapat bertahan hanya yang masuk dalam kelompok media besar. Seperti kelompok Kompas Gramedia, Pos Kota, Jawa Pos, Pikiran Rakyat, kelompok Femina, dan lain-lain.
Dengan kondisi seperti itu, bagaimana menempatkan media ?
Mau tidak mau, pertama–tama media harus dilihat sebagai institusi ekonomi institusi bisnis. Memang harus hati–hati agar tidak terjebak dalam economic determinism sehingga seolah – olah semua yang dilakukan media selalu didasari pertimbangan ekonomi. Demokratisasi politik dapat dilihat sebagai liberalisasi politik, datang satu paket dengan liberalisasi ekonomi. Di Indonesia juga begitu, karena itu, liberalisasi politik sangat renta terhadap kepentingan yang datang bersamaan dengan liberalisasi ekonomi tadi. Demokratisasi yang ada akan semakin anyak dimanfaatkan kelompok pemilik modal yang mampu masuk ke industri media. Apakah artinya media akan semakin tersegmentasi, setiap kelompok kepentingan memiliki corong masing – masing ?
Idealnya tidak, karena semestinya ada media yang bisa menjembatani ketiga elemen tadi. Bukan malah lahir media milik pemerintah atau media swasta. Struktur media yang ada sekarang ini tidak terlepas dari latar belakang historis dan perimbangan kekuatan di masa lalu. Pasar industri media bukan realitas obyektif, tapi suatu konstruksi sosial yang tidak bisa lepas begitu saja dari konfigurasi masa lalu atau yang ada pada saat ini. Itu realitas yang tidak bisa kita terima begitu saja. Khususnya di era globalisasi, media lebih banyak menampilkan diri sebagai institusi ekonomi yang mencari untung dan mempergunakan kriteria ekonomi untuk mengukur kinerjanya ketika seharusnya media lebih berpijak pada kriteria kepentingan publik.
Sekarang media melihat publik lebih sebagai konsumen saja yang dipilah antara mereka yang punya daya beli dan yang tidak. Segmen publik yang tidak punya nilai ekonomi tidak akan dilayani, seperti suku minoritas yang tidak akan punya akses ke media. Kelompok mayoritas untuk kepentingan yang menguntungkan bagi rating akan lebih banyak ditampilkan. Yang jadi masalah, akses publik ke media akan ditentukan oleh faktor politik dan ekonomi
Media televisi menyediakan informasi dan kebutuhan manusia keseluruhan, seperti berita cuaca, informasi finansial atau katalog berbagai macam produksi barang. Kebebasan media tv dalam menayangkan film-film berbau porno, sadis atau menyangkut SARA, sering menimbulkan polemik dan konflik diantara pakar-pakar komunikasi massa, para agamawan, budayawan bahkan kaum moralis.
Dampak negatif lain yang menjadi perhatian dunia ketiga, yaitu terjadinya kesenjangan informasi antara negara-negara yang telah maju secara industri, ekonomi dan teknologi dengan negara-negara berkembang, dalam bentuk monopoli informasi. Kesenjangan informasi ini menjadi persoalan yang tidak pernah selesai. Setiap negara memiliki berbagai argumentasi serta kepentingan tersendiri terhadap penayangan informasi televisi.
Media televisi sebagai sarana tayang realitas sosial menjadi penting artinya bagi manusia untuk memantau diri manusia dalam kehidupan sosialnya. Selain itu, kualitas informasi yang ditayangkan televisi, juga menjadi tolok ukur untuk memantau sampai sejauh mana informasi tersebut benar-benar memiliki arti penting bagi hidup manusia secara moral maupun edukasi.
Televisi mudah menyebabkan penonton menjadi kosmopolit. Adanya budaya media, pada umumnya menjelaskan interdependensi manusia kepada media massa untuk memperoleh informasi dan hiburan. Media televisi sanggup menjauhkan manusia dari kenyataan hidup sehari-hari. Tetapi, TV juga dapat disebut sebagai ‘jendela dunia besar’, karena realitas sosial yang berhasil ditayangkannya.
Sekarang, terbentuk kelompok media yang besar dengan kepemilikan yang makin terkonsentrasi, sehingga proses pembelian media sedang terjadi dimana-mana. Gejala ini mungkin hanya meningkatkan keuntungan bagi beberapa orang yang terlibat dalam industri media. Terjadilah konglomerasi. Bila dilihat dari sudut pandang ruang publik, hal ini tidak menjamin terlayaninya kepentingan publik (public interest). Banyaknya media belum tentu menjamin terpenuhinya content yang menjadi kepentingan publik. Konglomerat tentu bertujuan memaksimalkan keuntungan, mengurangi biaya, dan meminimalkan resiko. Dengan sendirinya hal ini berpengaruh pada isi media. Terjadi hegemonisasi dan trivialisasi (membuat sesuatu yang tidak penting) karena berbenturan dan menyesuaikan kepentingan akan keuntungan bisnis.
Dalam hal ini media massa berperan menyebarkan dan memperkuat hegemoni dominan untuk membangun dukungan masyarakat dengan cara mempengaruhi dan membentuk alam pikirannya agar mengikuti apa yang dilakukan media. Media dengan kekusaannya memperkenalkan, membentuk, dan menanamkan pandangan tertentu kepada khalayak. Apa yang diberitakan dalam suratkabar, radio, televisi dan film dapat direkayasa, sesuai keinginan dan tujuan yang dikehendaki pemilik modal ditambah fakta-fakta pendukung. Hal ini terjadi juga pada media di wilayah Sumatera Selatan. Nampaknya terjadi, saya di media berkuasa, maka saya dapat membuat opini publik..
KATA KUNCI :
Kebebasan pers, abad informasi, era globalisasi dan revolusi teknologi informasi, yang terjadi bersamaan, serentak, dan saling bertemu, serta saling memperkuat, telah membuat media massa menjadi kekuatan raksasa karena dalam urusan penyebaran informasi, dengan sendirinya media merupakan pemegang peran hampir tanpa saingan
Media dan orang – orang media, bisa dengan sangat mudah dan luar biasa cepat menyalurkan informasi ke target – target yang dituju, di seluruh penjuru dunia hanya dengan hitungan detik. Impian orang media untuk menggenggam dunia, kini bisa menjadi sebuah “dream comes true” Bila di abad – abad lalu kita kagum pada keajaiban alam, kini kita kagum pada keajaiban supra modern – keajaiban teknologi – yang masih tetap belum bisa dimengerti dengan nalar
Di abad ini ketidakadilan dunia tetap dikukuhkan. Revolusi informasi teknologi pun tak mampu memberikan jawaban. Orang – orang media memang bisa dengan cermat mengantisipasi agar informasi mengalir lancar ke target – target yang dituju dan menghitung dampak politik yang mereka kehendaki, untuk meyakinkan pada dunia bahwa di abad ini giliran media naik tahta, dengan kekuasaan besar di tangannya. Dan media, dengan sendirinya harus diperhitungkan oleh siapa pun. Media dan orang – orang media, sadar akan kekuatan ini.
Sekarang mudah bagi mereka memainkan kartu “truf” untuk memenangkan banyak kepentingan, termasuk kepentingan politik dan kepentingan pribadi. Sekarang media mudah kalau mau mengertak siapa pun, tapu tak mudah digertak seperti dulu. Tapi jangan lupa, kebebasan pers bukan hanya hasil kerja orang – orang media. Kaum intelektual, para profesional, dunia bisnis dan segenap warga negara yang memiliki kepedulian terhadap demokrasi dan kebebasan ekspresi, semua turut memberikan andil besar terhadap kebebasan pers sekarang.
Ketika media di atas angin dan berkuasa – setaraf atau bahkan lebih dari parlemen dan pemerintah,kerja politik publik untuk melakukan kontrol sosial menjadi lebih banyak. Dulu bersama media – dan ada kalanya dengan parlemen – kita mengontrol gerak – gerik politik pemerintah yang otoriter, kini publik yang bukan orang media harus mengontrol media juga. Kita harus berhati – hati, dan waspada karena media atau pers lembaga suci. Dan kekuatan di belakangnya pun bukan golongan orang – orang “maksum” yang dijamin kesuciannya. Kebanggaan orang – orang media, perasaan unggul mereka setelah tak lagi memiliki musuh politik, yang dulu bisa setiap saat menekan dan melarang memberitakan ini dan itu, diam – diam membuat mereka bisa mudah “menyimpang” dari khitah perjuangan demokrasi dan keadilan.
Kini orang cemas akan kemungkinan media jatuh di tangan pebisnis, yang bisnis utamanya bukan media. Di tangannya media bisa menjadi hantu tak terlawan Dan mudah menteror, bahkan membunuh nama baik siapa pun tiap detik. Wartawan tanpa media pun bayangan gelap yang mudah menteror untuk memeras orang lemah. Juga orang berduit. Tapi bukan hanya di tangan pebisnis, media bisa kejam. Di tangan politisi pun media bisa dipakai untuk tujuan gelap : antidemokrasi, antikeadilan, antikemanusiaan. Politisi berduit bisa menghancurkan lawan dengan media. Di tangan siapa pun, media harus dikawal ketat agar tidak mebelok ke dalam gelap. Media harus melindungi yang lemah. Dan bukan untuk mengancam dan mematikan kredibilitas orang lain. Persaingan bisnis dan politik, dilarang membawa – bawa media. Kalau tidak media rusak. Kemudian ia mati merana ditinggal pembacanya yang hanya akan membaca media yang punya kredibilitas moral dan politik yang kuat dan setia menjaga nama baiknya..
RUJUKAN
Ade Armando, Akuisi Televisi dan Nasib Demokrasi,
Sidik Pramono, Sosok dan Pemikiran Dedy N. Hidayat Dan Kepentingan Media
Mohammd Sobary, Kredibilitas Media
Djuarsa, Sasa, Senjaya., 2008, Konvergensi Teknologi Informasi dan Komunikasi, Implikasi Sosial dan Akademis, Semiloka ISKI, Bandung
Isnawijayani, 2008, Pengaruh Nonton Televisi, Media Informasi DAMAS, Edisi 12 Juni 2008, TP PKK Sumsel, Palembang
Miller, Katherine, 2005, Communication Theories, Perspectives, Processes, and contexts, Mcgraw-Hill International Edition
McLuhan, Marshal, 1999, Understanding Media, The Extension Of Man. London: The MIT Press.
Sumber : http://isnawijayani.wordpress.com/2012/09/19/peran-media-dalam-hubungan-negara-pasar-dan-civil-society/
OLEH : PROF.DR.ISNAWIJAYANI,M.SIDisampaikan pada Proses Pembelajaran Sekolah Demokrasi Banyuasin,
di Palembang, 11 November 2007
di Palembang, 11 November 2007
Kata Kunci :
Media Massa, Kekuatan Penentu, Penyeimbang dalam demokrasi, Independensi Wartawan, Obyektivitas, Ketidakberpihakan, Pemberitaan Berimbang, Industri Penyiaran, Intervensi Pemodal
TELEVISI DAN DEMOKRASI
Pertelevisian bukan industri biasa Banyak orang lupa arti penting media dalam peradaban, dalan kehidupan bermasyarakat, dalam demokrasi, saat media berkembang menjadi industri yang melahap triliunan rupiah per tahun. Secara keseluruhan peningkatan jumlah media massa merupakan isyarat baik bagi kebebasan media seiring demokratisasi ekonomi dan politik. Selanjutnya tentu saja timbul persaingan dalam media. Keadaannya semakin ketat karena mencakup kompetisi. Ada tiga kelompok kompetisi, yaitu: Kompetisi antar media cetak; Kompetisi antar media elektronik radio dan (televisi); serta Kompetisi antara media cetak dan media elektronik .Kompetisi ini tidak hanya meliputi aspek isi, penyajian berita atau bentuk liputan lainnya, tetapi juga periklanan. sehingga cara, gaya dan strategi kompetisi masing-masing media massa berpartisipasi sebagai respons terhadap tuntutan pasar. Pengiklanlah yang direspon, bukan pembaca, penonton, atau pendengar media. Oleh karena itu hampir semua isi media nampak seragam.Media massa radio televisi, dan suratkabar lebih sering dilihat dari sisi bisnis, sebagai mesin pencetak uang. Padahal fungsi utamanya bukan di situ. Fungsi utama media cetak adalah informasi sedangkan elektronik hiburan. Yang terpenting lagi keduanya memadukan unsur pendidikan. Yang dapat berakibat positif serta negatif. Karena itu tidak dapat dipungkiri bahwa Media massa adalah sebuah kekuatan yang sangat menentukan apa yang diketahui dan apa yang tidak diketahui masyarakat. Kepercayaan akan kekuatan itulah yang menyebabkan para pengiklan di seluruh dunia mengalirkan uang berlimpah kepada media untuk memasarkan produk mereka. Tapi kepercayaan akan kekuatan itu pula yang menyebabkan banyak pemerintah otoriter di dunia berusaha mengendalikan dunia.
Dengan begitu bisa dipahami bila kemerdekaan pers dipandang sebagai salah satu ukuran utama terselenggaranya demokrasi di sebuah negara. Gagasan intinya adalah bahwa dengan kemerdekaan itu akan hadir sebuah public sphere – ruang luas tempat orang bisa bertukar informasi secara bebas, setara dan terbuka.
Pengendalian media oleh pemerintah dikutuk karena itu dipercaya akan membatasi pilihan informasi yang dapat diakses masyarakat luas. Bila pemerintah diberi kewenangan politik untuk mengontrol media, mereka akan memanfaatkannya untuk mencegah beredarnya informasi yang bertentangan dengan kepentingan mereka. Tapi terbebas dari kontrol pemerintah ternyata tidak dengan sendirinya menyebabkan masyarakat memperoleh keragaman informasi. Ancaman bisa datang dari arah berbeda : para pemodal. Ketika segenap perangkat peraturan yang membatasi wewenang pemerintah dalam mengontrol media sudah tersedia, hak masyarakat atas keberagaman informasi tetap terancam oleh kemampuan para pemodal untuk menentukan isi media
Sebenarnya masalah tak akan terlalu rumit kalau saja kita percaya bahwa independensi jurnalis profesional di Indonesia terjamin. Salah satu prinsip penting dari kemerdekaan pers adalah kemerdekaan wartawan dalam menjalankan profesinya dari campur tangan pemilik. Masalahnya, kondisi ideal semacam itu masih menjadi kemewahan bagi media di Indonesia, terutama industri penyiaran. Berbeda dengan banyak surat kabar yang dibangun atas dasar cita – cita demokratisasi, kebanyakan stasiun TV nasional di Indonesia dimodali oleh para pengusaha dan pedagang.
Karena itu segenap perbincangan tentang independensi wartawan, obyektivitas, ketidakberpihakan, pemberitaan berimbang, adalah rangkaian hal yang mungkin baik tapi tidak penting bagi TV. Kepentingan mereka bukan demokrasi. Dalam sistem penyiaran Indonesia, intervensi kepentingan pemodal dan pemilik tampil sangat nyata, misal : Metro TV dijadikan sarana kampanye politik Surya Paloh. Jadi apa yang akan terjadi? Yang paling dikhawatirkan tentu saja adalah kalau itu bergerak ke arah pemusatan kepemilikan yang berimplikasi pada penunggalan informasi ala Orde Baru.
Sekarang, terbentuk kelompok media yang besar dengan kepemilikan yang makin terkonsentrasi, sehingga proses pembelian media sedang terjadi dimana-mana. Gejala ini mungkin hanya meningkatkan keuntungan bagi beberapa orang yang terlibat dalam industri media. Terjadilah konglomerasi. Bila dilihat dari sudut pandang ruang publik, hal ini tidak menjamin terlayaninya kepentingan publik (public interest). Banyaknya media belum tentu menjamin terpenuhinya content yang menjadi kepentingan publik. Konglomerat tentu bertujuan memaksimalkan keuntungan, mengurangi biaya, dan meminimalkan resiko. Dengan sendirinya hal ini berpengaruh pada isi media. Terjadi hegemonisasi dan trivialisasi (membuat sesuatu yang tidak penting) karena berbenturan dan menyesuaikan kepentingan akan keuntungan bisnis.
Dalam hal ini media massa berperan menyebarkan dan memperkuat hegemoni dominan untuk membangun dukungan masyarakat dengan cara mempengaruhi dan membentuk alam pikirannya agar mengikuti apa yang dilakukan media. Media dengan kekusaannya memperkenalkan, membentuk, dan menanamkan pandangan tertentu kepada khalayak. Apa yang diberitakan dalam suratkabar, radio, televisi dan film dapat direkayasa, sesuai keinginan dan tujuan yang dikehendaki pemilik modal ditambah fakta-fakta pendukung. Hal ini terjadi juga pada media di wilayah Sumatera Selatan. Nampaknya terjadi, saya di media berkuasa, maka saya dapat membuat opini publik..
Contoh lain film yang kita konsumsi kebanyakan dari dunia barat seperti Amerika, yang membangun masyarakat dunia bahwa Amerika hebat, superhero, polisi dunia, penyelamat dunia. Film-filmnya menggambarkan Amerika sebagai sosok “jagoan”. Kita menjadi percaya bahwa semua tindakan Amerika adalah untuk kepentingan seluruh bangsa di dunia. Hal lainnya dalam dunia fashion. Semua remaja putri, ibu-ibu, dan anak laki-lakipun mengikuti gaya busana yang terus menerus muncul di media, berganti hingga ada mode baru yang ditampilkan. Media selalu memunculkan remaja putri dengan rambut lurus berponi, kaus ketat, jeans boot cut, dan sepatu hak tinggi. Karenanya ramai-ramai rambut di re-bounding, termasuk ibu-ibu yang bekerudungpun mengikuti gaya ini. Kalau rambut mengembang datang ke kampus, rasanya kurang percaya diri. Konsep cantik dan gantengpun diberikan oleh media. Tampan adalah seperti dalam film Meteor Garden dan cantik adalah berkulit putih, berambut panjang dan kebule-bulean.
Media yang paling mudah di akses adalah televisi. Menurut Rachmiatie (2009:68) budaya yang diperkenalkan dan terus menerus disosialisasikan televisi bercorak pop atau urban, padahal kita tahu masyarakat Indonesia sangat majemuk. Dalam sinetron remaja, televisikah? yang mengajarkan orang tua untuk memberi izin anaknya yang masih duduk di SMP untuk menyetir mobil sendiri ke sekolah, bahkan dengan ikhlas membuatkan SIM tembak untuk anaknya?. Televisikah? yang mengajarkan anak-anak usia sekolah saat ini boleh keluar malam dan pulang pagi?. Tentu kita masih ingat kasus Smack Down yang mengajarkan kekerasan. Meski hanya hiburan, anak-anak tidak dapat membedakan mana yang benar dan mana yang permainan, terjadi peniruan tingkahlaku (Isna:2007). Semuanya menjadi wajar. Tidak heran jika nampak di kota-kota besar, kriminalitas dilakukan remaja, keseragaman dalam cara bergaul, cara berpakaian, dan gaya hidup yang berlebih di kalangan remaja, bahkan anak-anakpun mengikuti bergaya dewasa.
KATA KUNCI :
Komoditas Informasi, Media Massa sebagai Institusi Ekonomi, Triangulasi Hubungan antara negara, masyarakat dan pasar, Segmentasi dalam Media Kepentingan Publik
KEPENTINGAN MEDIA
Media massa tidak lagi menjadi institusi yang terpisah dari kondisi di sekitarnya
Kini media massa harus didudukkan selayaknya institusi ekonomi di mana informasi diolah dan disajikan sebatas sebagai komoditas dalam parameter laku tidaknya dijual.
Menurut pakar Komunikasi UI, Dedy Nur Hidayat, Media merupakan salah satu elemen dari konfigurasi yang besar. Media ada dalam triangulasi hubungan antara negara, pasar dan civil society. Media menjadi komponen yang menjembatani hubungan segitiga itu, tapi media harus juga dilihat ujud kepentingan sendiri. Hubungan triangulasi bisa juga diterapkan pada masa sebelumnya, tapi pada masa reformasi perimbangannya sudah berubah. Dulu hubungan itu sangat didominasi oleh negara, sekarang pasar yang lebih dominan. Civil society sekalipun sudah menonjol perannya, tapi masih belum “cukup dewasa” dan masih banyak diintervensi dan dapat dengan mudah dimanfaatkan. Kebebasan pers tidak bisa dilihat terpisah dari kebebasan publik untuk menyampaikan pendidikan.
Dominasi modal dalam industri pers merugikan publik yang tidak punya akses sebagaimana yang seharusnya dimiliki.Juga jurnalis akan dirugikan. Media komunikasi telah berkembang dengan pesatnya dalam bentuk media cetak dan elektronik. Perkembangan ini membawa kemudahan kita untuk berkomunikasi dan menerima informasi dengan cepat kemana saja dan kapan saja dengan mudah dan murah tentunya. Disisi lain juga membawa hal yang negatif terutama bagi perkembangan anak dan remaja, serta orang dewasa. Dengan kata lain membawa pengaruh yang besar dalam kehidupan masyarakat. Disinilah diperlukan media literacy atau melek media sehingga masyarakat mengetahui apa media itu. Media menyajikan melalui proses yang panjang. Apa yang ditampilkan bukanlah 100 persen yang sebenarnya. Muatan politik, ekonomi, budaya, dan sebagainya mudah dimasukkan. Maka diperlukan pengetahuan untuk memahami media.
Dahulu berkomunikasi memerlukan waktu dan tidak cepat mendapat respon. Sekarang, seiring perkembangan teknologi, media baru muncul sebagai alternatif yang digunakan masyarakat yang hemat waktu, mudah dan efektif. Masyarakat mulai tenggelam dalam dunia yang dipenuhi oleh media. Dalam Media Now (2009) kehadiran teknologi media menjadikan konvergensi (titik temu) teknologi media, telekomunikasi, dan komputer. Teknologi mempengaruhi gaya hidup masyarakat. Yang tadinya orang membaca suratkabar, kini beralih ke media online yang lebih murah dan media ini mudah diakses bahkan dapat dibaca lewat hand phone.
Menurut Everett M. Rogers dalam bukunya Communication Technology; The New Media in Society (Mulyana, 1999) mengatakan era hubungan komunikasi di masyarakat, terdiri dari era tulis, era media cetak, era media telekomunikasi dan era media komunikasi interaktif, yang dikenal dengan media komputer, videotext, teletext, teleconferencing, TV kabel dan sebagainya.
Perkembangan media cetak dan elektronik setelah reformasi di Indonesia sudah begitu cepat. Untuk media cetak yang awalnya banyak sekali, lama kelamaan jumlahnya menurun karena ketatnya persaingan. Media cetak yang dapat bertahan hanya yang masuk dalam kelompok media besar. Seperti kelompok Kompas Gramedia, Pos Kota, Jawa Pos, Pikiran Rakyat, kelompok Femina, dan lain-lain.
Dengan kondisi seperti itu, bagaimana menempatkan media ?
Mau tidak mau, pertama–tama media harus dilihat sebagai institusi ekonomi institusi bisnis. Memang harus hati–hati agar tidak terjebak dalam economic determinism sehingga seolah – olah semua yang dilakukan media selalu didasari pertimbangan ekonomi. Demokratisasi politik dapat dilihat sebagai liberalisasi politik, datang satu paket dengan liberalisasi ekonomi. Di Indonesia juga begitu, karena itu, liberalisasi politik sangat renta terhadap kepentingan yang datang bersamaan dengan liberalisasi ekonomi tadi. Demokratisasi yang ada akan semakin anyak dimanfaatkan kelompok pemilik modal yang mampu masuk ke industri media. Apakah artinya media akan semakin tersegmentasi, setiap kelompok kepentingan memiliki corong masing – masing ?
Idealnya tidak, karena semestinya ada media yang bisa menjembatani ketiga elemen tadi. Bukan malah lahir media milik pemerintah atau media swasta. Struktur media yang ada sekarang ini tidak terlepas dari latar belakang historis dan perimbangan kekuatan di masa lalu. Pasar industri media bukan realitas obyektif, tapi suatu konstruksi sosial yang tidak bisa lepas begitu saja dari konfigurasi masa lalu atau yang ada pada saat ini. Itu realitas yang tidak bisa kita terima begitu saja. Khususnya di era globalisasi, media lebih banyak menampilkan diri sebagai institusi ekonomi yang mencari untung dan mempergunakan kriteria ekonomi untuk mengukur kinerjanya ketika seharusnya media lebih berpijak pada kriteria kepentingan publik.
Sekarang media melihat publik lebih sebagai konsumen saja yang dipilah antara mereka yang punya daya beli dan yang tidak. Segmen publik yang tidak punya nilai ekonomi tidak akan dilayani, seperti suku minoritas yang tidak akan punya akses ke media. Kelompok mayoritas untuk kepentingan yang menguntungkan bagi rating akan lebih banyak ditampilkan. Yang jadi masalah, akses publik ke media akan ditentukan oleh faktor politik dan ekonomi
Media televisi menyediakan informasi dan kebutuhan manusia keseluruhan, seperti berita cuaca, informasi finansial atau katalog berbagai macam produksi barang. Kebebasan media tv dalam menayangkan film-film berbau porno, sadis atau menyangkut SARA, sering menimbulkan polemik dan konflik diantara pakar-pakar komunikasi massa, para agamawan, budayawan bahkan kaum moralis.
Dampak negatif lain yang menjadi perhatian dunia ketiga, yaitu terjadinya kesenjangan informasi antara negara-negara yang telah maju secara industri, ekonomi dan teknologi dengan negara-negara berkembang, dalam bentuk monopoli informasi. Kesenjangan informasi ini menjadi persoalan yang tidak pernah selesai. Setiap negara memiliki berbagai argumentasi serta kepentingan tersendiri terhadap penayangan informasi televisi.
Media televisi sebagai sarana tayang realitas sosial menjadi penting artinya bagi manusia untuk memantau diri manusia dalam kehidupan sosialnya. Selain itu, kualitas informasi yang ditayangkan televisi, juga menjadi tolok ukur untuk memantau sampai sejauh mana informasi tersebut benar-benar memiliki arti penting bagi hidup manusia secara moral maupun edukasi.
Televisi mudah menyebabkan penonton menjadi kosmopolit. Adanya budaya media, pada umumnya menjelaskan interdependensi manusia kepada media massa untuk memperoleh informasi dan hiburan. Media televisi sanggup menjauhkan manusia dari kenyataan hidup sehari-hari. Tetapi, TV juga dapat disebut sebagai ‘jendela dunia besar’, karena realitas sosial yang berhasil ditayangkannya.
Sekarang, terbentuk kelompok media yang besar dengan kepemilikan yang makin terkonsentrasi, sehingga proses pembelian media sedang terjadi dimana-mana. Gejala ini mungkin hanya meningkatkan keuntungan bagi beberapa orang yang terlibat dalam industri media. Terjadilah konglomerasi. Bila dilihat dari sudut pandang ruang publik, hal ini tidak menjamin terlayaninya kepentingan publik (public interest). Banyaknya media belum tentu menjamin terpenuhinya content yang menjadi kepentingan publik. Konglomerat tentu bertujuan memaksimalkan keuntungan, mengurangi biaya, dan meminimalkan resiko. Dengan sendirinya hal ini berpengaruh pada isi media. Terjadi hegemonisasi dan trivialisasi (membuat sesuatu yang tidak penting) karena berbenturan dan menyesuaikan kepentingan akan keuntungan bisnis.
Dalam hal ini media massa berperan menyebarkan dan memperkuat hegemoni dominan untuk membangun dukungan masyarakat dengan cara mempengaruhi dan membentuk alam pikirannya agar mengikuti apa yang dilakukan media. Media dengan kekusaannya memperkenalkan, membentuk, dan menanamkan pandangan tertentu kepada khalayak. Apa yang diberitakan dalam suratkabar, radio, televisi dan film dapat direkayasa, sesuai keinginan dan tujuan yang dikehendaki pemilik modal ditambah fakta-fakta pendukung. Hal ini terjadi juga pada media di wilayah Sumatera Selatan. Nampaknya terjadi, saya di media berkuasa, maka saya dapat membuat opini publik..
KATA KUNCI :
Revolusi Teknologi Informasi, Giliran Media Massa Naik Takhta, Kredibilitas Moral dan Politik
Kebebasan pers, abad informasi, era globalisasi dan revolusi teknologi informasi, yang terjadi bersamaan, serentak, dan saling bertemu, serta saling memperkuat, telah membuat media massa menjadi kekuatan raksasa karena dalam urusan penyebaran informasi, dengan sendirinya media merupakan pemegang peran hampir tanpa saingan
Media dan orang – orang media, bisa dengan sangat mudah dan luar biasa cepat menyalurkan informasi ke target – target yang dituju, di seluruh penjuru dunia hanya dengan hitungan detik. Impian orang media untuk menggenggam dunia, kini bisa menjadi sebuah “dream comes true” Bila di abad – abad lalu kita kagum pada keajaiban alam, kini kita kagum pada keajaiban supra modern – keajaiban teknologi – yang masih tetap belum bisa dimengerti dengan nalar
Di abad ini ketidakadilan dunia tetap dikukuhkan. Revolusi informasi teknologi pun tak mampu memberikan jawaban. Orang – orang media memang bisa dengan cermat mengantisipasi agar informasi mengalir lancar ke target – target yang dituju dan menghitung dampak politik yang mereka kehendaki, untuk meyakinkan pada dunia bahwa di abad ini giliran media naik tahta, dengan kekuasaan besar di tangannya. Dan media, dengan sendirinya harus diperhitungkan oleh siapa pun. Media dan orang – orang media, sadar akan kekuatan ini.
Sekarang mudah bagi mereka memainkan kartu “truf” untuk memenangkan banyak kepentingan, termasuk kepentingan politik dan kepentingan pribadi. Sekarang media mudah kalau mau mengertak siapa pun, tapu tak mudah digertak seperti dulu. Tapi jangan lupa, kebebasan pers bukan hanya hasil kerja orang – orang media. Kaum intelektual, para profesional, dunia bisnis dan segenap warga negara yang memiliki kepedulian terhadap demokrasi dan kebebasan ekspresi, semua turut memberikan andil besar terhadap kebebasan pers sekarang.
Ketika media di atas angin dan berkuasa – setaraf atau bahkan lebih dari parlemen dan pemerintah,kerja politik publik untuk melakukan kontrol sosial menjadi lebih banyak. Dulu bersama media – dan ada kalanya dengan parlemen – kita mengontrol gerak – gerik politik pemerintah yang otoriter, kini publik yang bukan orang media harus mengontrol media juga. Kita harus berhati – hati, dan waspada karena media atau pers lembaga suci. Dan kekuatan di belakangnya pun bukan golongan orang – orang “maksum” yang dijamin kesuciannya. Kebanggaan orang – orang media, perasaan unggul mereka setelah tak lagi memiliki musuh politik, yang dulu bisa setiap saat menekan dan melarang memberitakan ini dan itu, diam – diam membuat mereka bisa mudah “menyimpang” dari khitah perjuangan demokrasi dan keadilan.
Kini orang cemas akan kemungkinan media jatuh di tangan pebisnis, yang bisnis utamanya bukan media. Di tangannya media bisa menjadi hantu tak terlawan Dan mudah menteror, bahkan membunuh nama baik siapa pun tiap detik. Wartawan tanpa media pun bayangan gelap yang mudah menteror untuk memeras orang lemah. Juga orang berduit. Tapi bukan hanya di tangan pebisnis, media bisa kejam. Di tangan politisi pun media bisa dipakai untuk tujuan gelap : antidemokrasi, antikeadilan, antikemanusiaan. Politisi berduit bisa menghancurkan lawan dengan media. Di tangan siapa pun, media harus dikawal ketat agar tidak mebelok ke dalam gelap. Media harus melindungi yang lemah. Dan bukan untuk mengancam dan mematikan kredibilitas orang lain. Persaingan bisnis dan politik, dilarang membawa – bawa media. Kalau tidak media rusak. Kemudian ia mati merana ditinggal pembacanya yang hanya akan membaca media yang punya kredibilitas moral dan politik yang kuat dan setia menjaga nama baiknya..
RUJUKAN
Ade Armando, Akuisi Televisi dan Nasib Demokrasi,
Sidik Pramono, Sosok dan Pemikiran Dedy N. Hidayat Dan Kepentingan Media
Mohammd Sobary, Kredibilitas Media
Djuarsa, Sasa, Senjaya., 2008, Konvergensi Teknologi Informasi dan Komunikasi, Implikasi Sosial dan Akademis, Semiloka ISKI, Bandung
Isnawijayani, 2008, Pengaruh Nonton Televisi, Media Informasi DAMAS, Edisi 12 Juni 2008, TP PKK Sumsel, Palembang
Miller, Katherine, 2005, Communication Theories, Perspectives, Processes, and contexts, Mcgraw-Hill International Edition
McLuhan, Marshal, 1999, Understanding Media, The Extension Of Man. London: The MIT Press.
Sumber : http://isnawijayani.wordpress.com/2012/09/19/peran-media-dalam-hubungan-negara-pasar-dan-civil-society/
Labels
Photo and Design
(23)
Kesehatan
(22)
Gaya Hidup
(14)
Keindahan Alam
(11)
remaja
(10)
Hiburan
(9)
Teknologi
(8)
unik
(8)
Facebook
(7)
Kumpulan Info
(7)
Misteri
(6)
Humaniora
(5)
Komputer
(5)
tips
(5)
Beautiful girl
(4)
Berita
(4)
Coretan Iseng
(4)
Religi
(4)
Software
(4)
hobi
(4)
E-Version
(3)
Makalah
(3)
Olahraga
(3)
Inspirasi
(2)
Internet
(2)
love & sex
(2)
Download.
(1)
Foto Unik
(1)
Free Template
(1)
Gosip
(1)
Refleksi Diri
(1)
cerita
(1)
fakta
(1)
pengetahuan
(1)
photoshop
(1)
My Blog List
Diberdayakan oleh Blogger.
Popular Posts
-
Pria Pria dengan istri terbanyak di dunia . Wow yang terlintas dalam benak kita mungkin bagaimana caranya sang suami menafkahi istri istrin...
-
Manfaat Manangis Bagi Kesehatan . Menangislah jika memang ingin menangis. Tak peduli kamu laki-laki menangis ataupun perempuan. Konon...
-
Kesehatan -Memendam emosi atau perasaan tidak hanya berdampak pada gangguan psikis tetapi juga dapat berdampak langsung pada gangguan keseha...
-
Foto : Dedy Mulyadi Halim Pantai Ancol di Jakarta memang tidak pernah kehilangan daya tariknya. Ditengah semakin banyaknya pilihan hib...
-
Photo Galleries Beautiful Muslim & Muslimah Hijab juga berfungsi untuk mempercantik diri bagi para wanita muslim ...
-
Sobat unik tentunya tahu buah yang satu ini, lemon atau disebut juga dengan jeruk limun. Lemon adalah salah satu jenis jeruk yang memiliki...
-
Setelah melewati masa yang tersulit dalam perjalanan kisah asmaramu, ini adalah saatnya kamu untuk menentukan sikap, apakah si dia yang k...
-
15 Kewajiban saat Hamil, saat hamil wanita memiliki beberapa kewajiban yang harus di lakukan agar kandungan anda aman dan terjaga... ...
-
Berikut ini sebuah makalah untuk menunjang Judul Skripsi Teknik Informatika dan Sistem Informasi yang Berjudul " Analisa Dan Perancang...
-
Sahabat SMA Ku Dulu Cerita Anak SMA - Ketika usiaku menginjak dewasa menjadi seorang Anak SMA , aku mulai memikirkan tentang sekolahku u...