Doa Menjelang Malam

do'a malam

Pemandangan yang makin langka
Sketsa ladang-ladang Bunga

asap pabrik mengepul gagah, menghitam
semakin hari menyesakkan dada
siapakah yang melupakan taman pesona
burung dan kupu-kupu yang biasanya hinggap
di ladang-ladang bunga
berkelebatan lunglai dengan gemetar
manusia kita menjadi limbung bertanya
tentang makna sebidang tanah
yang mulai retak-retak, begitu tandus
sungguh inikah alasan yang paling masuk akal
sehingga ladang-ladang bunga kehidupan kita
dibuldozer peradaban tanpa tawaran-tawaran
o, akar-akar beton menjulang
asap hitam membumbung mengasingkan wajah
wajah bunga, wajah langit, wajah kedamaian
tercabik dalam deru gairah benda-benda
tergencet oleh hingar-bingar kerakusan
yang semakin mempurba

Doa Menjelang Malam

rebah-rebahlah, manusiaku dalam istirah
mari segera berdoa tentang kehausan
sebab sampai kapan kita menenggak lautan: bukan persoalan kata menyerah
berapa kali telah mabuk gelombang
berapa kali melupakan kerinduan
sudah saatnya segera mengaca diri
bukankah jalan ke rumah saja terlupa
sudah-sudahlah, manusiaku yang jalang
siapa sih yang ingin terkapar di jalanan

Epitaf Kekalahan

kapankah kekalahan tidak lagi bertahta
di kerajaan semangat dan keringat kita, katamu
aku hanya ngungun memandang wajah pasrah
lalu di bening matamu kulayarkan doa-doa
meski alirnya cukup deras oleh cerita duka
ada jerit meronta, ada desing peluru
ada rayuan yang berubah menjadi ancaman
padahal gegap gempita persoalan lapar
diperangi dengan genderang suara-suara
walau kerap tak begitu jelas membedakan
antara kemiskinan dan lecutan yang dikalahkan
kapankah kekalahan
tidak sampai bermuara ke laut
kelelahan, desahmu sambil menggenggam bunga
lalu dengan lembut, lembut sekali engkau bernyanyi
"padamu negeri, kami berjanji
padamu negeri, kami berbakti
bagimu negeri, jiwa raga kami"
sungguh aku terbuai oleh lagumu
yang syahdu
gemeretak jantung berubah menjadi irama rindu
pada gunung, pada sungai, pada pantai
yang berderap tegap pembangunan
demi anak dan cucu
yang semoga mengalahkan kekalahan

Negeri Kedamaian

percayalah, mawar
bahwa negeri kedamaian
bukan hanya ada di alam mimpi
meski sawah-ladang dan keringat para petani
begitu bergemuruh senantiasa disemburkan
dalam propaganda dan janji-janji
negeri kedamaian akan datang di saat
terbit matahari disambut dengan untaian
bunga doa dan kejujuran kita sendiri
lalu menjalani hari dengan wangi hati
dan ketika senja kita istirah
dalam peraduan berahi perawannya nurani
masihkah engkau bermimpi, mawar
tentang negeri kedamaian
segeralah bangun
dan mandi di telaga kerukunan
dan kesuburan bumi pertiwi
segeralah berbenah dari sekadar teriakan
dan diskusi mencari keuntungan diri
sebab negeri kedamaian adalah kebersamaan
menebarkan bunga-bunga sepenuh hati

credit link by zhi cun lee
oleh : M A Jalaluddin Sayuthi
url : http://www.facebook.com/ma.j.sayuthi

4 komentar:

Recent Posts