Marah; Sebuah sifat yang lahir ketika manusia diciptakan

Marah
Marah?! Saya rasa tak satupun orang yang tidak memiliki "rasa" marah dalam dirinya. Bahkan bayi yang masih harus dicebokin ketika dia berakpun punya rasa marah ketika dia tidak diperhatikan atau permintaanya tidak dituruti. Jadi "syahkah" ketika orang marah ? Haruskah orang lain memakluminya ketika seseorang marah? Satu hal yang sebenarnya dialami oleh siapapun. Baik mengalami kemarahan ataupun menjumpai orang yang sedang marah.

Marah merupakan satu sifat yang diberikan oleh sang khalik sejak manusia diciptakan. Bagaimana mungkin manusia diciptakan harus diberi "gembolan" (bahasa indonesia: bekal) sifat marah? Bukan lagi sejarah, tetapi suatu hal yang nyata (bagi yang percaya adanya Tuhan), bahwa manusia diciptakan seperti Tuhan itu sendiri; dalam arti manusia dibuat dan di bentuk serupa dan segambar dengan Tuhan. Lha.., "sifat marah" yang juga "dimiliki Tuhan" inilah yang juga diberikan kepada manusia untuk selalu menyertai dimanapun manusia hidup. Pasti akan timbul pertanyaan; "berarti kadang-kadang Tuhan juga marah ?" jawabanya : Iya, dong. Pasti! Kalau kita mau membuka sejarah tentang penciptaan manusia hingga saat ini kita hidup, kemarahan Tuhan kepada manusia terjadi tidak hanya satu kali saja. Berulang kali! (cari sendiri supaya rajin membaca). Satu contoh yang nyata adalah ketika manusia dihukum dengan banjir yang sangat besar pada era Nabi Nuh. Kemarahan Tuhan karena polah manusia membuat manusia hampir musnah digelontor air bah yang tiada tara besarnya! Berkaca pada kejadian ini, satu hal kita harus bersyukur karena marah itu "syah-syah" saja.

Setelah kita mengetahui bersama bahwa rasa marah itu hal yang biasa dan syah-syah saja, ada hal yang harus diperhatikahn berkaitan dengan "sifat marah" ini. Bagaimana mengendalikan rasa marah yang yang berlebihan, karena kemarahan yang tak terkendalikan biasanya akan menimbulkan sesuatu yang berakibat fatal yang merugikan tidak hanya untuk diri pribadi, tetapi bahkan akan merugikan orang lain juga. Kecenderungan fatal yang sering muncul berupa tindakan destruktif. Bukankah manusia diciptakan dibekali akal budi sehingga berbeda dengan binatang? Kalau kita menyadari bahwa kita manusia, maka seharusnyalah setiap pribadi mampu mengendalikan rasa marahnya. Dengan mampu mengendalikan rasa marah, berarti satu tahapan dalam hidup untuk membentuk "pribadi yang sehat secara mental" sudah terpenuhi.

Sekarang timbul pertanyaan. Bagamana cara mengendalikan rasa marah?

Bagi orang yang sudah dewasa, dalam arti sudah mampu berpikir dengan rasio. Cukup katakan pada diri sendiri. "Memalukan! Mengapa mesthi marah-marah?!" Dinginkan dan lembutkan hati. Sadari bahwa marah yang diperlihatkan secara berlebihan atau yang disertai suara keras dan bantingan gelas dan piring membuat anda tidak berbeda dari binatang!

** KEKERASAN TIDAK MUDAH MEMBUAT ORANG BERUBAH, TETAPI KATA-KATA YANG DISERTAI KELEMBUTAN DAN KETULUSAN AKAN MENYENTUH HATI **

0 komentar:

Posting Komentar

Recent Posts